
Peran Terjemahan untuk Melestarikan Pancasila
Bayangkan momen-momen saat kita sedang bersekolah. Teman-teman di kelas kita begitu beragam: agamanya tak sama, sukunya berbeda, latar belakang sosial dan ekonominya bak langit dan bumi. Ada berperangai keras, ada yang sopan dan lembut. Ada yang datang sekolah dengan baju rapi dan diseterika, serta sudah sarapan. Ada pula yang datang dengan sepatu bolong, wajah ngantuk, belum pernah sikat gigi. Ada yang mudah memahami penjelasan guru dan isi pelajaran. Ada yang bisa hanya menyontek. Dan serunya lagi, inilah pertama kali mereka bertemu. Apa yang akan terjadi di kelas itu? Apa yang dilakukan para siswa dengan keragaman yang luar biasa itu. Apakah keragaman itu akan menjadi kekuatan atau hanya jadi kelemahan dan berujung pada kekacauan? Jawabannya tentu tergantung banyak faktor.

Hari Puisi Nasional dan Terjemahan
Film yang dirilis pada tahun 2002 di Indonesia (Ada Apa Dengan Cinta?) mengangkat kembali minat anak muda terhadap puisi. Banyak gadis mulai menggilai lelaki dingin dan misterius seperti karakter protagonis lelaki dalam film tersebut. Minat terhadap puisi terus dipupuk dengan merayakan Hari Puisi Nasional setiap tanggal 28 April. Perayaan ini menjadi momen penting bagi para penyair, penulis, dan pencinta sastra untuk berkumpul, berbagi, dan merayakan kekayaan bahasa dan budaya Indonesia.

Indonesia Rejoices as Bahasa Indonesia Becomes UNESCO's 10th Official Language
Indonesia erupted in jubilation as Bahasa Indonesia was officially recognized as the 10th official language of the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). This momentous achievement was marked by the unanimous adoption of Resolution 42 C/28 at the Plenary Session of the 42nd General Conference of UNESCO held in Paris, France, on Monday, November 20, 2023.