×
Peran Terjemahan untuk Melestarikan Pancasila

Bayangkan momen-momen saat kita sedang bersekolah. Teman-teman di kelas kita begitu beragam: agamanya tak sama, sukunya berbeda, latar belakang sosial dan ekonominya bak langit dan bumi. Ada berperangai keras, ada yang sopan dan lembut. Ada yang datang sekolah dengan baju rapi dan disetrika, serta sudah sarapan. Ada pula yang datang dengan sepatu bolong, wajah ngantuk, belum pernah sikat gigi. Ada yang mudah memahami penjelasan guru dan isi pelajaran. Ada yang bisa hanya menyontek.

Dan serunya lagi, inilah pertama kali mereka bertemu.

Apa yang akan terjadi di kelas itu? Apa yang dilakukan para siswa dengan keragaman yang luar biasa itu. Apakah keragaman itu akan menjadi kekuatan atau hanya jadi kelemahan dan berujung pada kekacauan?

Jawabannya tentu tergantung banyak faktor.

Sekarang bayangkan negara kita Indonesia ini.

Jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak 279.566.502 jiwa per Mei 2024 berdasarkan penjabaran Worldometer dari data terbaru PBB. Penduduk ini menggunakan sekitar 718 bahasa daerah. Terbagi ke dalam 1.340 suku bangsa di Tanah Air. Mereka memeluk enam agama yang tercatat resmi. Belum lagi yang tidak tercatat secara resmi. Dan mereka tinggal terpisah-pisah di salah satu 17.000 pulau dengan keunikan dan pesona tersendiri.

Bayangkan apa yang bisa menyatukan ragam orang dengan latar belakang sekompleks ini.

Pancasila: Pemersatu Keberagaman

Dalam postingnya di media sosial X, Prof. Mahfud MD menulis:

Dalam postingan itu tersirat bahwa Pancasila dibangun atas dasar empati seorang pemimpin pada penderitaan rakyat akibat penjajahan. Dari dasar pemikiran itu, tercipta landasan berpikir untuk merenungkan nilai hidup dan budaya bangsa Indonesia. Bung Karno menggali nilai hidup dan falsafah yang sudah mengakar hidup di budaya bangsa Indonesia. 

Dalam pidatonya di BPUPKI, Soekarno mengusulkan:

“Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara ―semua buat semua ― satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan.”

Itulah dasar yang akhirnya menjadi dasar atas sila keempat, permusyawaratan dan perwakilan.

Pancasila lantas menjadi asas-asas yang dipegang teguh oleh banyak warga kita. Gus Dur misalnya, pernah berujar:

“Tanpa Pancasila negara akan bubar. Pancasila adalah seperangkat asas, dan ia akan ada selamanya. Ia adalah gagasan tentang negara yang harus kita miliki dan kita perjuangkan. Dan Pancasila ini akan saya pertahankan dengan nyawa saya. Tidak peduli apakah ia akan dikebiri oleh angkatan bersenjata atau dimanipulasi oleh umat Islam, atau disalahgunakan keduanya.”

Persatuan Indonesia dan Peran Penerjemahan

Pertanyaan selanjutnya bagi kami sebagai para penerjemah, bagaimana kami bisa berkontribusi untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila sekaligus meningkatkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Terjemahan dapat memperkokoh persatuan Indonesia melalui beberapa cara yang berhubungan dengan komunikasi lintas bahasa, pelestarian budaya, dan penyebaran informasi. Berikut adalah beberapa penjelasannya:

1. Memfasilitasi Komunikasi Antar-suku

Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah. Terjemahan memungkinkan komunikasi yang efektif antara orang-orang dari berbagai suku, agar memudahkan kerja sama dan saling pengertian. Ini penting dalam kegiatan sehari-hari, pendidikan, pemerintahan, dan ekonomi.

2. Melestarikan Keragaman Budaya

Terjemahan membantu mendokumentasikan dan melestarikan bahasa dan sastra daerah. Dengan menerjemahkan karya sastra dan budaya lokal ke dalam bahasa Indonesia, kekayaan budaya setiap daerah dapat dikenal dan dihargai oleh seluruh bangsa. Ini mendorong rasa bangga dan saling menghormati di antara berbagai kelompok etnis.

3. Menyebarkan Informasi secara Merata

Informasi penting seperti kebijakan pemerintah, program kesehatan, pendidikan, dan informasi darurat perlu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa daerah agar dapat dipahami oleh seluruh masyarakat. Hal ini memastikan bahwa semua warga negara, tanpa memandang latar belakang bahasa mereka, mendapatkan akses yang sama terhadap informasi dan layanan penting.

4. Meningkatkan Pendidikan Multibahasa

Penggunaan terjemahan dalam pendidikan memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang bahasa belajar dengan lebih baik. Pendidikan multibahasa yang melibatkan terjemahan membantu siswa menguasai bahasa Indonesia sekaligus tetap menghargai dan mempertahankan bahasa daerah mereka.

5. Meningkatkan Keterlibatan Sosial

Terjemahan memungkinkan berbagai komunitas untuk terlibat dalam dialog nasional. Ketika orang-orang dapat berpartisipasi dalam diskusi politik, sosial, dan budaya dalam bahasa yang mereka pahami, mereka merasa lebih terlibat dan dihargai sebagai bagian dari masyarakat.

6. Mempromosikan Toleransi dan Mengurangi Kesalahpahaman

Bahasa bisa menjadi penghalang yang menyebabkan kesalahpahaman dan rasa saling tidak percaya. Terjemahan yang akurat dan sensitif budaya dapat membantu mengatasi hambatan ini, mempromosikan toleransi, dan mengurangi konflik antar kelompok masyarakat.

7. Menguatkan Identitas Nasional

Dengan menerjemahkan teks-teks penting, seperti Pancasila, UUD 1945, dan karya-karya sastra Indonesia ke dalam bahasa daerah, masyarakat dapat lebih memahami nilai-nilai nasional dan merasa lebih terhubung dengan identitas nasional mereka. Ini memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan bagi setiap lapisan masyarakat.


Penulis: Anton Haryadi
Editor: Muhammad Ndaru Wibowo
×

ISO27001

We have ISO-27001:2013 Certification for Information Security Management System