×
Hari Puisi Nasional dan Terjemahan

Pada tahun 2002 silam, Indonesia pernah dibuat gempar besar-besaran, terutama anak-anak mudanya. 


Penyebabnya? Film Ada Apa Dengan Cinta dirilis, yang seakan seketika membangkitkan industri perfilman. Tak hanya itu, minat anak-anak muda Indonesia terhadap puisi kembali terpantik.


Tiba-tiba, banyak anak muda menulis puisi di buku hariannya. Merangkai kata-kata manis dalam surat yang dikirimkan kepada pujaan hatinya. Saat itu, banyak gadis menggilai lelaki dingin dan misterius. Seketika itu pula, banyak pemuda tanggung, seperti saya misalnya, memproyeksikan dirinya sebagai Rangga, sang karakter protagonis lelaki yang dingin, misterius, dan penyuka puisi. Puisi pun seakan menjadi teman dekat.


Coba kita simak salah satu puisi gubahan Rangga yang dinyanyikan Cinta di salah satu kafe.


Tentang Seseorang

Kulari ke hutan, kemudian menyanyiku
Kulari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci
Aku ingin bingar, aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan lalu belok ke pantai?


Memikat, bukan? Baitnya tak biasa. Pilihan kata-katanya pun segar. Dan ternyata film menjadi salah satu cara untuk memulihkan minat para pemuda terhadap kekayaan budaya Indonesia, yaitu puisi dan sajak.


Hari Puisi Nasional

Salah satu cara lainnya adalah merayakan hari Puisi Nasional.

Hari Puisi Nasional pertama kali diperingati pada tanggal 28 April 1938. Pemrakarsanya adalah Persatuan Puisi Indonesia (PPI). 


Pada hari tersebut, berbagai kegiatan digelar di seluruh negeri, mulai dari pertunjukan puisi, seminar sastra, hingga peluncuran buku-buku puisi baru. Sejak saat itu, perayaan ini terus dilakukan setiap tahun sebagai wujud penghargaan terhadap kontribusi para penyair Indonesia dalam memperkaya warisan sastra bangsa.


Selain untuk memperingati keindahan puisi serta mendorong minat dan apresiasi terhadap karya sastra, acara hari Puisi Nasional juga menjadi momen penting bagi para penyair, penulis, dan pencinta sastra untuk berkumpul, berbagi, dan merayakan kekayaan bahasa dan budaya Indonesia.


Siapa saja sih penyair Indonesia yang terkenal.


Beberapa Penyair Terkemuka di Indonesia

Ada banyak sekali penyair Indonesia yang karyanya sangat terkenal. Berikut adalah beberapa nama, yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.


Chairil Anwar (1922-1949) dikenal sebagai "Pujangga Baru" dan pelopor Angkatan 45. Chairil Anwar membawa semangat pembaharuan dalam puisi Indonesia. Karyanya sarat dengan tema kemanusiaan, cinta, kematian, dan perjuangan. Kumpulan buku sajaknya, antara lain, Aku, Karawang-Bekasi, Masa Lalu Antar Bintang, Ciptaan, Pada Suatu Malam.


Sapardi Djoko Damono (1938-2020) atau yang akrab disapa Cak Sapardi, merupakan penyair ternama Indonesia dengan gaya puisinya yang puitis dan penuh makna. Karyanya sering mengangkat tema cinta, alam, dan kehidupan. Karya-karyanya termasuk Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Perahu Kertas, dan Yang Fana adalah Waktu.


Taufiq Ismail (1935-sekarang) dikenal sebagai penyair Angkatan 66 yang berani menyuarakan kritik sosial dan politik dalam puisinya. Karyanya sarat dengan semangat perlawanan dan perjuangan. Karya-karyanya mencakup Bentang, Mencari Sebuah Masjid, Yang Terbunuh di Bawah Tiang Bendera, Aku Berkaca, dan Sajak November.


Emha Ainun Nadjib (1959-sekarang) lebih dikenal juga sebagai Cak Nun. Beliau adalah budayawan, penyair, dan aktivis yang dikenal dengan pemikirannya yang kritis dan mendalam tentang berbagai isu sosial, politik, dan spiritual. Karyanya sering memadukan puisi, esai, dan pemikirannya yang khas. Karya-karya sajaknya mencakup Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Doa Sehelai Daun Kering, Kumpulan Puisi Cak Nun, Pada Sebuah Kapal, dan Surat Cinta dari Kota Masa Lalu.


Itulah empat penyair populer Indonesia, yang namanya tak asing lagi di telinga.


Dan kita perlu mengenang mereka pada Hari Puisi Nasional ini. Hari ini adalah sebuah perayaan dan momentum yang penting dalam memupuk cinta akan puisi dan sastra di Indonesia. Melalui perayaan ini, semangat kreativitas dan apresiasi terhadap karya sastra bangsa bisa terus ditingkatkan. Puisi juga bisa dijadikan sebagai salah satu ekspresi budaya yang memperkaya khazanah nusantara.


Penulis: Anton Haryadi
Editor: Muhammad Ndaru Wibowo

×

ISO27001

We have ISO-27001:2013 Certification for Information Security Management System